Minggu, 26 Agustus 2007

Pingin yang lain

Dopokan dengan seorang teman yang isterinya baru pulang dari Taiwan
Hanya anda yang tau jawabanya,, begitulah saya berusaha menegaskan, terus apa solusinya mas? maaf saya bukan konsultan, apalagi ini adalah masalah keluarga anda, yang tau persis permasalahan yang anda hadapi adalah anda sendiri, di sini saya hanyalah seorang teman yang anda ajak curhat. Sebenarnya permasalahan anda akan selesai ketika istri anda mau menerima kenyataan yang di hadapi, begitulah saya berusaha menimpali pembicaraan, “Justru itu mas, istriku tidak bisa menerima keadaan yang ada, “kata temanku. “Sekarang anda tinggal resapi sendiri saja, mungkin anda bisa sedikit membayangkan jika seandainya hal itu terjadi pada diri anda sendiri, maksudnya seperti ini, kataku “ seandainya anda bukan seorang suami, tapi seorang istri, terus anda pergi ke luar negeri untuk merubah kehidupan keluarga , mungkin mempunyai cita-cita lebih, ingin masa depanya lebih baik, atau mungkin anda ingin anak-anak bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, selama satu kontrakan lebih, anda merantau katakanlah tiga tahun. Di sana anda bekerja keras membanting tulang, tidak kenal lelah, dan ahirnya anda bisa mendapatkan hasil, mungkin setiap bulan uang anda di kirimkan ke rumah, untuk semua kebutuhan yang anda impikan. Tapi kenyataanya yang di rumah ( suami ) tidak memanfaatkan uang hasil jerih payah anda, jusutru di gunakan untuk berpoya-foya, perasaan anda bagaimana? Itu belum seberapa, yang lebih tragis lagi suami anda yang di tinggal malah pacaran dengan wanita lain, bahkan sampai di tuntut harus menikahinya, bagaimanakah sikap anda ketika anda pulang dan tau bahwa kejadian itu benar-benar terjadi. Bagaimana perasaan anda? Apa yang kira-kira akan anda lakukan? Mungkin orang akan dengan mudah menebaknya bukan? Nah perasaan itulah yang di hadapi istri anda saat ini, jadi ketika sekarang dia sagat emosional ya wajar kan??

Di atas tadi adalah sedikit cerita yang pernah saya temukan, masksudnya saya pernah di ajak curhat oleh seorang teman, yang kebetulan dia punya istri dan bekerja di luar negeri sampai hampir tiga tahun. Yang karena suatu hal, ( saya tidak tau persis ) ahirnya teman saya itu di mintai pertanggung jawaban untuk menikahi seorang perempuan.

Banyak hal semacam itu sering terjadi di sekeliling kita. Dan bukan terjadi hanya di pihak isteri saja, tidak sedikit juga nasib itu di alami oleh suami yang merantau.

Semoga kejadian teman saya tidak terjadi pada diri anda . amin.

Disini saya hanya mengajak kepada anda semua, marilah kita bersama-sama menginteropeksi diri, cukup sudah contoh yang kita temukan, bahwa niatan ke luar negeri untuk memperbaiki kehidupan malah justru memperburuk. Semua memang berpulang pada diri kita masing-masing, mungkin kalau orang alim bilang, kita haarus mempertebal iman kita terhadap Tuhan yang maha esa, agar kita terhindar dari hal-hal yang negative. Kita juga harus berupaya sebaik mungkin agar komunikasi kita jangn putus dengan keluarga kita yang ada di luar negeri, atau sebaliknya mereka yang di luar negeri harus berupaya agar komunikasi tetap lancar.

By Kucrett

Tidak ada komentar: